Jakarta – Sebanyak 20 warga negara Indonesia di Malaysia terancam hukuman mati , demikian dikonfirmasi Judha Nugraha, Direktur Perlindungan Warga Negara Kementerian Luar Negeri.
“Tahun ini kami mencatat ada tambahan 20 kasus di Malaysia , dengan rincian 15 kasus ditangani KBRI Kuala Lumpur dan 5 kasus sisanya ditangani KJRI Penang,” kata Judha Nugraha di Jakarta, Kamis, 5 Desember 2024, seperti dikutip dari Antara .
Hingga saat ini, total 155 narapidana Indonesia menghadapi hukuman mati di penjara luar negeri, sebagian besarnya berada di Malaysia.
Kementerian terus memberikan bantuan konsuler dan bantuan hukum bagi warga negara Indonesia yang terjerat kasus hukum dan menghadapi hukuman mati di Malaysia.
“Kami telah menyiapkan pengacara untuk memberikan bantuan dan memastikan hak-hak mereka terpenuhi,” katanya.
Judha menghimbau warga negara Indonesia yang bekerja di luar negeri untuk tetap waspada terhadap modus operandi pengedar narkoba. Ia mengatakan jumlah warga negara Indonesia yang terancam hukuman mati karena kasus narkoba terus meningkat.
Beberapa modus yang dilakukan para pengedar narkoba, terang Judha, di antaranya menitipkan barang haram tersebut kepada orang lain untuk diantar atau menjalin hubungan baik agar target mau menjadi kurir narkoba.
Selain penanganan peredaran narkoba yang marak, Judha mengatakan Kementerian telah membebaskan 26 WNI dari hukuman mati di sejumlah negara. Salah satunya adalah WNI berinisial HMM yang kembali ke tanah air pada 28 November lalu setelah vonis mati yang dijatuhkan kepadanya atas kasus pembunuhan di Arab Saudi dibatalkan dan hukuman penjara serta dendanya dituntaskan.
Kementerian Luar Negeri RI menghimbau warga negara Indonesia untuk mematuhi sistem hukum di luar negeri agar terhindar dari hukuman berat. “Seberapa pun kita bisa membebaskan warga negara kita dari hukuman mati, peningkatan kasus yang cepat bukanlah situasi yang ideal,” kata Judha.