BERITA TERBARU HARI INI – Mengapa Kita Sulit Melihat Warna dalam Gelap? Ini Alasannya. Pernahkah Anda menggunakan pakaian dalam kegelapan dan kemudian menyadari bahwa kemeja yang Anda kenakan bukanlah warna yang Anda kira? Jika iya, Anda tidak sendirian.
Mengidentifikasi warna bisa menjadi tantangan tersendiri jika dalam kegelapan, dan dalam cahaya redup, warna yang berbeda bisa terlihat sangat mirip.
Pertanyaannya sekarang, mengapa lebih sulit untuk membedakan warna dalam gelap daripada di tempat yang terang?
Dilansir dari Live Science, Senin (24/6/2024) kemampuan manusia untuk melihat warna bervariasi karena cara kita melihat dalam kondisi pencahayaan yang berbeda.
Mata manusia memiliki dua jenis fotoreseptor, atau sel saraf yang mendeteksi cahaya, yaitu batang dan kerucut. Setiap fotoreseptor mengandung molekul penyerap cahaya, yang disebut fotopigmen, yang mengalami perubahan kimiawi ketika terkena cahaya.
Hal ini yang kemudian memicu rangkaian peristiwa dalam fotoreseptor, yang mendorongnya untuk mengirimkan sinyal ke otak.
Batang bertanggung jawab untuk mengaktifkan pengelihatam dalam gelap, yang dikenal sebagai penglihatan skotopik. Batang ini terbuat dari lapisan demi lapisan yang disebut fotopigmen,” kata Sara Patterson, seorang ahli saraf di University of Rochester di New York.
Batang memiliki kemampuan yang sangat baik dalam menangkap cahaya, bahkan ketika gelap, karena “Setiap lapisan itu menjadi kesempatan bagi foton untuk diserap,” tambahnya. Foton adalah partikel dari radiasi elektromagnetik.
Paparan sedikit cahaya saja sudah cukup untuk mengaktifkan sel batang dan memungkinkan kita melihat dalam kondisi cahaya redup.
Warna yang Jelas Muncul Saat 3 Jenis Kerucut Digabung
Sebaliknya, sel kerucut bertanggung jawab atas penglihatan dalam cahaya terang, atau penglihatan yang disebut fotopik.
Kebanyakan orang memiliki tiga jenis sel kerucut di mata mereka. Masing-masing jenis sel kerucut ini peka terhadap rentang panjang gelombang cahaya tampak yang berbeda dan setiap rentang panjang gelombang ini berhubungan dengan warna tertentu.
Perubahan kecil pada molekul penyerap cahaya dalam sel kerucut yang berbeda membuatnya terspesialisasi dalam mendeteksi cahaya merah, hijau, atau biru.
“Namun yang terpenting, sel kerucut individual tidak dapat membedakan warna,” kata A. P. Sampath, seorang ilmuwan saraf di University of California, Los Angeles (UCLA). Ketika sebuah molekul di dalam sel kerucut menyerap foton, molekul tersebut hanya mengaktifkan kerucut, pada saat itu, tidak ada informasi tentang warna atau intensitas cahaya yang diproses.
Penglihatan warna muncul ketika otak menggabungkan respons dari ketiga jenis kerucut di mata. Sirkuit biologis kecil mengubah respons tersebut menjadi warna yang kita lihat. Skema biologis yang kecil mengubah respons tersebut menjadi warna yang bisa kita lihat.